JAKARTA, suarapembaharuan.com – Lewat “Reconnect by Restock.id : Business Maximalism in 2023”, perusahaan peer to peer (P2P) lending, Restock.id menghubungkan para pengusaha lokal di rantai nilai industri kreatif Bandung dan Jawa Barat melalui event gathering dan networking, yang berisi kegiatan business community networking bersama 200 brands owners dan talkshow untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan di industri kreatif.
Acara ini menghadirkan Tiar N. Karbala (CEO Restock.id), Rizki Fahrurrozi (CEO Boleh Dicoba Digital), Benny Sudaryanto (CEO Revota.id), Putera Dwi Kurnia (COO bro.do), San Teresia Penglipurati (Creative Director Nah Project), Ben Wirawan (CEO Torch.id), M. Audi Vialdo (CRO Restock.id), dan Kuseryansyah (Direktur Eksekutif Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia/AFPI).
“Acara ini diperuntukkan agar client dari Restock.id dapat berkumpul dan berbagi informasi, edukasi, sampai ke networking satu sama lainnya. Saat ini Restock.id telah melakukan partnership dengan Revota, sebuah perusahaan data sistem, yang telah bergabung ke dalam grup holding Restock.id yaitu Restock Tech, sebagai solusi bagi kebutuhan data sistem bagi para entrepreneur atau UMKM,” jelas Chief Risk Officer (CFO) Restock.id, M. Audi Vialdo.
Kuseryansyah selaku Direktur Eksekutif AFPI menjelaskan bahwa peran fintech peer to peer (P2P) lending atau fintech pendanaan bersama di Indonesia yang seiring dengan revolusi industri 4.0, mengubah perilaku masyarakat menjadi semakin dekat dengan keuangan finansial digital.
“Dapat kami sampaikan, adanya kesenjangan pembiayaan hingga Rp 1.650 triliun untuk sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Inilah yang menjadi tantangan sekaligus peluang bagi fintech pendanaan bersama, saat kebutuhan pembiayaan tersebut tersebar di berbagai wilayah di Indonesia, dan tentu Provinsi Jawa Barat menjadi salah satu wilayah yang termasuk dalam himpunan data tersebut,” ujar Kuseryansyah.
Hingga saat ini, Fintech Pendanaan Bersama telah menyalurkan pinjaman dana sebesar Rp. 133 triliun secara akumulatif, yang disalurkan dari 202 ribu pemberi pinjaman atau lender kepada 22,55 juta penerima pinjaman atau borrower di Jawa Barat, dengan status pinjaman yang outstanding adalah Rp. 13,23 Triliun. Penyaluran Fintech Pendanaan Bersama di Jawa Barat mendominasi sebesar 25% dari total penyaluran di Indonesia. Angka penyaluran regional ini diharapkan terus berkembang ke arah yang positif sesuai dengan semangat literasi dan inklusi keuangan yang melekat pada produk fintech pendanaan bersama.
“Restock.id Reconnect : Business Maximalism in 2023” menghadirkan talkshow yang terbagi menjadi 3 sesi. Sesi pertama bertema Introduction to Fintech and How Data Can Help Business to Grow, dengan pemateri Tiar N. Karbala dan Benny Sudaryanto. Pada sesi ini, pemateri memperkenalkan dan menjelaskan manfaat industri fintech, dan manfaat dari penggunaan data sistem.
"Frasa tersebut mungkin dimaksudkan sebagai pernyataan yang menyatakan bahwa data adalah hal yang sangat penting dalam membuat keputusan, terutama dalam bisnis. Jadi, jika kamu tidak memiliki data, kamu tidak memiliki dasar untuk membuat keputusan yang baik. Dalam bisnis, data dapat membantu kamu untuk memahami pelanggan kamu, memperbaiki produk dan layanan, memperhitungkan risiko, dan membuat keputusan yang cerdas dan terinformasi. Dengan kata lain, data sangat penting untuk keberhasilan bisnis, dan jika kamu tidak memiliki data, kamu akan kesulitan untuk membuat keputusan yang tepat dan mencapai tujuan bisnis kamu" ujar Benny Sudaryanto selaku Founder dan CEO revota.
Sesi kedua talkshow bertema Time for Business to Scale Up or Down?, dengan pemateri Ben Wirawan dan Putera Dwi Karunia, yang membahas mengenai bisnis outlook yang akan terjadi di tahun 2023, dan mengungkap beberapa isu yang beredar, diantaranya isu resesi dan bagaimana strategi yang dirancang oleh para brand owners. Para pemateri berbagi pengalaman tentang strategi yang pernah mereka ambil pada saat pandemi.
“Terbukti pada saat pandemi lalu, bahwa kemampuan mengelola data, menjadi suatu hal yang sangat penting bagi setiap brand. Brand harus mampu mengidentifikasi dengan cepat -- pasar mana yang daya belinya menurun dan pasar mana yang sebenarnya masih tumbuh. Menyiapkan produk-produk yang relevan di kanal-kanal penjualan yang tepat, telah berhasil membuat Torch.id membukukan pertumbuhan positif bahkan di tahun 2020. Itu yang dilakukan pada saat pandemi, itu pula yang akan dilakukan ketika tingkat inflasi naik”, menurut Ben Wirawan selaku founder dan CEO Torch.id.
Sesi terakhir talkshow mengangkat tema Digital Marketing in the Red Ocean: How Business Can Thrive. Pemateri pada sesi ini adalah Rizki Fahrurrozi dan San Teresia Penglipurati, yang membahas strategi digital marketing yang perlu diterapkan dari sisi digital oleh para brand owners, juga perlunya melakukan branding agar mendapatkan positioning yang tepat dengan audience. Para pemateri di sesi ini menceritakan pengalaman dalam melakukan aktivitas digital marketing dan branding selama ini.
"Untuk bisa terus survive di bidang ini, usahakan untuk tetap berhubungan dengan customer dan selalu berinovasi untuk mereka, tetap beradaptasi dengan tren yang ada, dan selalu berusaha supaya kita menjadi pilihan yang lebih baik dari pesaing-pesaing kita,” papar San Teresia Penglipurati selaku Creative Director dari Nah Project.
Acara ini juga dimeriahkan oleh penampilan live musik, dan dilanjutkan dengan makan malam bersama di Hotel Malaka Bandung dalam rangka beramah tamah dan networking satu sama lain antara para pengusaha pengusaha di bidang kreatif.
Posting Komentar