JAKARTA, suarapembaharuan.com - PVMBG Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi kembali merekam adanya aktivitas vulkanik berupa erupsi yang terjadi pada Gunung Anak Krakatau yang berlokasi di perairan Selat Sunda, Provinsi Lampung. Petugas Pos Pemantauan Gunung Anak Krakatau, Deny Mardiono, mengatakan erupsi itu terjadi pada Rabu (29/3/23).
Ist |
Deny Mardiono mengungkapkan, bahwa kolom abu letusan terlihat berwarna hitam dengan intensitas tebal mengarah ke barat daya. Erupsi terekam melalui alat seismograf dengan amplitudo maksimum 70 milimeter dan durasi 25 detik.
Adapun Gunung Anak Krakatau saat ini berada pada status level III atau siaga. Masyarakat diimbau untuk tidak mendekati gunung api tersebut atau beraktivitas dalam radius 5 kilometer dari kawah aktif.
Diberitakan sebelumnya pada Selasa (28/3/23), gunung api tersebut tercatat mengalami erupsi cukup besar sebanyak lima kali, mulai pukul 04:12 WIB dengan tinggi kolom abu teramati lebih kurang 800 meter.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi mengatakan sejak Juni 1927 hingga saat ini, Gunung Anak Krakatau telah tumbuh semakin besar dan tinggi. Karakter letusan Gunung Anak Krakatau berupa erupsi eksplosif dan erupsi efusif dengan waktu istirahat letusannya berkisar antara satu sampai enam tahun. Dari Erupsi-erupsi itu menghasilkan abu vulkanik dan lontaran lava pijar serta aliran lava yang perlahan membangun tubuh gunung api tersebut.
Kategori : News
Editor : ZHR
Posting Komentar