,
PATI, suarapembaharuan.com– Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meninjau posko pengungsian warga terdampak banjir di Kecamatan Balai Desa Doropayung, Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati, Jumat (3/3/2023). Meski banjir sudah berangsur surut, warga setempat masih memilih bertahan di pengungsian.
Ganjar memastikan pasokan logistik untuk para pengungsi yang masih bertahan di tenda pengungsian aman, dan terjamin ketersediaannya.
“Kami minta beberapa titik yang rawan disiapkan, kita pimpin dari Jawa Tengah agar dikoordinasikan, meeting point-nya di Jawa Tengah,” ujar Ganjar usai meninjau banjir.
Gubernur bergerak cepat berkoordinasi dengan seluruh pihak terkait, untuk mengantisipasi banjir susulan akibat luapan Sungai Juwana dan tanggul yang jebol itu.
“Maka kami upayakan penambahan peralatan agar lebih cepat penyelesaiannya. Memang agak panjang karena harus membereskan hulunya. Hulunya juga banyak problem terkait penggundulan hutan, sedimentasi yang tinggi, dan tanggul yang memang rawan jebol,” kata Ganjar.
Tak hanya itu, intensitas curah hujan yang masih tinggi dan cenderung ekstrem, juga membuat masyarakat harus selalu waspada terhadap kemungkinan banjir yang akan terjadi.
“Kalau petanya ada, titiknya ada, maka kami siaga di tempat itu, sambil kami melihat kondisi cuaca. Mudah-mudahan kondisi cuacanya membaik. Tapi Maret ini harus standby terus,” ucap Ganjar.
Sebagai informasi banjir melanda Desa Doropayung, Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, Jumat (3/3/2023) dini hari. Akibatnya, ratusan warga mulai mengungsi di tempat yang lebih aman dari banjir.
Posko pengungsian didirikan di balai desa, eks stasiun, dan SDN 1 Doropayung. Rincian pengungsi di eks stasiun sebanyak 19 KK 56 jiwa, balai desa sebanyak 19 KK 50 jiwa, dan sekolah sebanyak 11 KK 30 jiwa. Mereka yang bertahan di pengungsian rata-rata terdiri dari kalangan ibu, anak-anak, dan lansia.
Kategori : Bews
Editor ,: AHS
Posting Komentar