MADIUN, suarapembaharuan.com - Otoritas Desa Purworejo, Kecamatan Pilangkenceng, Madiun, Jawa Timur, saat ini tengah berupaya mempercantik wajah kantor desanya. Beberapa sisi infrastruktur yang dinilai tidak layak dan tak sedap dipandang mata, mulai disentuh pembangunan agar terlihat segar dan tak 'seram'.
Hal itu disampaikan Kepala Desa Purworejo, Sucipto, kepada jurnalis yang menemui di ruang kerjanya, Selasa (21/3/2023). Dikatakannya, proses pembangunan tidak bisa berlangsung frontal menyeluruh, melainkan bertahap menyesuaikan ketersediaan dana dan kebutuhan.
Dijelaskan Sucipto, saat ini pemerintahannya tengah membangun pagar dan board depan kantor desanya. Pemilihan obyek itu, jelasnya, lantaran pagar utama tersebut sudah rusak dan tak pantas dipandang.
Pengerjaan pembangunan, tuturnya, dimulai sepekan lalu menggunakan pola kerja swakelola. Tak kurang sebanyak 7 warga desa setempat terlibat dalam pengerjaan tersebut, secara bergotong royong.
"Tidak lain tidak bukan yang kalian sedang kerjakan ini adalah rumahmu sendiri. Rumah kita seluruh warga Desa Purworejo semua. Oleh sebab itu kerjakanlah dengan sungguh-sungguh, sebagus mungkin," pinta Sucipto saat memberi wejangan para pekerja.
Menyangkut pendanaan, lanjut Sucipto, pembangunan pagar sepanjang 40 meter dengan ketinggian 1,5 Meter itu menggunakan sumber dana Bantuan Keuangan Khusus (BKK) Tahun Anggaran 2023. Dana BKK sebesar Rp. 100 juta tersebut, sambung Sucipto, sudah ditransfer pemerintah ke pemerintahan desa setempat namun belum dicairkan.
Dipaparkannya, pagar yang lama terlalu pendek (sekitar 50 senti meter) dan dalam kondisi sudah tidak memenuhi syarat sebagai pagar yang harusnya aman dan nyaman. Sebab itu, katanya, pembangunan ini sekaligus meninggikan pagar dan memperkokohnya.
"Dana BKK dari pemerintah sudah ditransfer, namun belum kami cairkan. Demi cakepnya desa sendiri, pembangunan tetap dimulai menggunakan pendanaan lain yang sifatnya sementara," tuturnya.
Pengerjaan pembangunan pagar desa tersebut, menurut Sucipto, diperkirakan akan rampung selama tiga bulan ke depan. Selanjutnya, pihaknya telah memikirkan pembangunan lain yang dianggap mendesak untuk dikerjakan.
Sesuai rencana pembangunan berkelanjutan, ucap Sucipto, pihaknya sudah mencanangkan sisi-sisi lain yang pembangunannya menyusul. Namun semuanya menunggu kesempatan, termasuk sumber pendanaan sebagai penopang utama pembangunan.
"Jadi, kami tidak berhenti membangun. Intinya, uang untuk pembangunan ini terkumpul dari masyarakat. Dan masyarakatlah yang menikmati wujud pembangunannya," urai Sucipto mengakhiri. (fin)
Posting Komentar