SURABAYA, suarapembaharuan.com - Wali Kota Blitar, Santoso mengaku tidak mempunyai masalah dengan Samanhudi Anwar, dalang perampokan di rumah dinas Santoso, 12 Desember 2022.
Ist |
Santoso tidak menyangka jika Samanhudi Anwar, yang tidak lain sebagai dalang perampokan tersebut, tega melakukan itu. Soalnya, keduanya sama sekali tidak pernah terlibat perselisihan.
"Hubungan kami sebenarnya baik. Saat beliau duduk di dewan, saya sebagai sekwan. Bahkan saat dia menjabat wali kota, saya sebagai wakilnya," ujar Santoso menanggapi penangkapan Samanhudi.
Santoso juga mengapresiasi kinerja Polda Jawa Timur bersama Polres Blitar yang dengan cepat dan profesional dalam mengungkap kasus perampokan di rumah dinasnya di Blitar.
Akibat perampokan itu, Santoso mengalami kerugian sekitar Rp730 juta. Dalam kasus itu, Samanhudi ternyata mendapatkan pembagian hasil kejahatan perampokan di rumah Santoso, sekitar Rp140 juta.
Seperti diketahui, mantan Wali Kota Blitar, Samanhudi Anwar, ternyata menjadi dalang perampokan di rumah dinas Wali Kota Blitar, Santoso, pada 12 Desember 2022 lalu.
Kapolda Jawa Timur, Irjen Pol Toni Harmanto mengatakan, penangkapan terhadap Samanhudi Anwar, yang baru beberapa bulan keluar dari penjara, disertai bukti dan fakta hukum yang kuat.
"Orang bersangkutan ditangkap dari salah satu tempat di Blitar. Dita ditangkap berdasarkan pengembangan penangkapan tiga tersangka yang lebih dulu ditangkap," ujar Irjen Toni, Jumat (27/1/2023).
Irjen Toni menyampaikan, pihaknya masih mendalami peranan Samanhudi Anwar dalam kasus perampokan di rumah dinas Wali Kota Blitar tersebut.
Dalam perampokan itu, Santoso selaku korban mengalami kerugian mencapai ratusan juta rupiah. Petugas menyelidiki kasus perampokan ini setelah korban membuat laporan pengaduan.
Menurut Irjen Toni sesuai laporan petugas, Samanhudi Anwar diketahui sebagai pemberi informasi kepada tiga tersangka eksekusi perampokan.
“Ini berdasarkan pemeriksaan intensif dari tersangka yang ditangkap sebelumnya, mereka bertemu dan kemudian berkomunikasi saat dilapas, dan memberikan informasi keberadaan tempat penyimpanan uang, dan waktu yang baik untuk melakukan aksi,” ujar Irjen Toni.
Samanhudi sendiri pernah terjerat kasus korupsi pada tahun 2018, dan sempat mendekam di lapas Sragen, satu sel dengan para tersangka perampokan. Dan disinilah mereka saling mengenal dan berkomunikasi.
Sebelumnya, Jatanras Polda Jatim menangkap kawanan perampok rumah dinas (rumdin) Wali Kota Blitar. Ada 3 orang yang sudah ditangkap, sedangkan 2 orang lainnya masih diburu.
Ketiga pelaku adalah MJ alias NT (54) warga Lumajang, ASM (54) warga Cengkareng, Jakarta Barat dan AJ (57), warga Jombang. Ketiganya ditangkap di lokasi yang berbeda.
Kategori : News
Editor : ZHR
Posting Komentar