SEMARANG, suarapembaharuan.com – Wakil Gubernur Provinsi Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen mengajak Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Jateng berkolaborasi mengampanyekan stop pernikahan dini. Apalagi Jateng memiliki program “Jo Kawin Bocah“, untuk mencegah pernikahan dini, stunting, dan persoalan lainnya.
Ist |
“Kita di pemerintahan punya program Jo Kawin Bocah. Kampanye Jo Kawin Bocah akan lebih kita galakkan lagi karena tingkat stunting dan kemiskinan masih tinggi,” kata Gus Yasin, sapaan wagub, saat menerima Pimpinan Wilayah IPM Jateng, di ruang kerjanya, Selasa (17/1/2023).
Menurutnya, persoalan stunting harus menjadi perhatian semua pihak, termasuk para generasi muda Muhammadiyah. Karenanya, semua bersama-sama mengampayekan pentingnya menjaga kesehatan, pengetahuan risiko menikah pada usia dini, pencegahan kekerasan seksual, dan lainnya.
Selain bersinergi di bidang kesehatan, program-program IPM Jateng di sektor pendidikan, wirausaha, lingkungan hidup, dan lainnya, juga bisa dikolaborasikan dengan program Pemprov Jateng.
“Program-program dari IPM Jateng bisa dikerjasamakan dengan pemerintah provinsi, baik program bidang kesehatan, pemberdayaan perempuan, serta menjaga lingkungan. Seperti bencana banjir yang terjadi, bukan cuma disebabkan curah hujan tinggi dan penataan saluran irigasi belum baik, akan tetapi karena kebiasaan manusia juga ikut andil terjadinya kerusakan lingkungan,” jelasnya.
Tidak kalah penting, terang wagub, terkait program Rumah Baca yang didirikan IPM Jateng di Kota Surakarta, Kabupaten Grobogan, dan Karanganyar, diharapkan mampu membangkitkan semangat membaca buku masyarakat.
Menurutnya, dengan gemar membaca buku, masyarakat akan bertambah pengetahuan, wawasan, literasi, mengurangi ketergantungan pada gadget, serta bisa terhindar dari hoaks atau berita bohong maupun informasi yang tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Ketua Umum PW IPM Jateng, Ainur Rosyid menyatakan, pihaknya siap bersinergi dengan Pemerintah Provinsi Jateng, untuk bersama-sama mengatasi berbagai persoalan yang dihadapi Jateng. Di antaranya upaya pencegahan stunting, pernikahan dini, pengentasan kemiskinan, dan sebagainya.
“Kami ingin bersinergi dengan pemerintah, utamanya kaitannya dengan program-program yang akan kami laksanakan pada satu periode ini. Kami harap bisa berkontribusi kepada pemerintah, sehingga persoalan-persoalan di Jateng bisa bersama-sama kita tuntaskan,” beber Rosyid.
Ditambahkan, terkait upaya mengatasi persoalan stunting dan pernikahan usia dini, IPM Jateng memiliki program bidang kebijakan publik, pemberdayaan perempuan atau Imawati, serta kesehatan.
Dalam tiga bidang tersebut terdapat program konselor pelajar yang akan terus digaungkan, untuk mengampayekan pencegahan pernikahan dini, pengetahuan tentang stunting, seks bebas, pelecehan seksual, pemberdayaan perempuan, serta konsultasi remaja dengan menggandeng Rumah Sakit Muhammadiyah.
“Selain itu, di program ini kami juga sudah bersinergi dengan BKKBN dan dinas terkait di Kabupaten Cilacap, melalui berbagai pelatihan. Kami optimis bisa bersinergi dengan pemerintah kaitannya dengan program yang sama,” kata Rosyid.
Kategori : News
Editor : AAS
Posting Komentar