MEDAN, suarapembaharuan.com - Kinerja perekonomian Sumatera Utara (Sumut) meningkat pada tahun 2022. Gubernur Sumut Edy Rahmayadi menyampaikan berbagai kinerja positif perekonomian Sumut.
Ist |
Kinerja Pertumbuhan Ekonomi Sumut terus mengalami peningkatan selama tahun 2022 dimana triwulan I 2022 tumbuh 3,90%. Kemudian berlanjut triwulan II yang tumbuh 4,7%, dan triwulan III tumbuh 4,97%.
Pertumbuhan tersebut didorong peningkatan konsumsi dengan naiknya daya beli masyarakat, sektor usaha pertanian dan kinerja ekspor terutama ekspor turunan dari kelapa wasit yang merupakan produk unggulan Sumut.
”Sehingga diharapkan pada akhir tahun 2022 perekonomian Sumut dapat tumbuh 5,0% yang akan didorong oleh belanja pemerintah melalui stimulus APBD tahun 2022,” kata Edy Rahmayadi di Rumah Dinas Gubernur, Jalan Sudirman, Medan, baru - baru ini.
Pemprov Sumut juga berhasil menekan inflasi hingga di bawah rata-rata nasional. Pada November, inflasi Sumut berada pada angka 5,03%. ”Atas keberhasilan Pemprov dalam mengendalikan Inflasi, pemerintah pusat memberikan penghargaan dengan memberikan anggaran sebesar Rp10,3 Miliar,” ujar Edy.
Edy memaparkan berbagai program yang dijalankan Pemprov Sumut dalam penanganan inflasi. Mulai dari penguatan sisi produksi seperti pemberian bibit tanaman, ikan dan ternak kepada petani, pemberian pupuk organik, pemberian bantuan sarana dan prasarana produksi bagi UMKM, pemberian alat tangkap ikan bagi nelayan, memperbaiki jalur distribusi melalui peningkatan penggunaan e-commerce bagi UMKM, pembangunan aplikasi distribusi penjualan cabai, mengoptimalkan Kerja Sama Antar Daerah (KAD) yakni perdagangan antara daerah surplus ke daerah yang defisit di Sumatera Utara.
Kemudian peningkatan penggunaan produk dalam negeri dan melakukan pasar murah dan operasi pasar secara massif. Pemprov juga telah mencanangkan pembangunan sentra pertanian terpadu di Kabupaten Dairi seluas 400 hektare untuk tanaman hortikultura.
”Dengan berbagai intervensi program tersebut harga-harga dapat dikendalikan sekaligus mengurangi disparitas harga antar-wilayah di Sumatera Utara,” ucap Edy.
Pemprov menyadari, inflasi yang tinggi akan mengurangi daya beli. Daya beli berkurang, kemiskinan pun akan meningkat. Oleh sebab itu, intervensi Pemprov Sumut pada sisi supply dan demand masif dilakukan.
Edy menguraikan, Pemprov Sumut menyiapkan Bantuan Langsung Tunai (BLT) dan Bantuan Sembako yang jumlahnnya dianggarkan di APBD sebesar Rp 77,6 miliar. Terdiri dari dana Bantuan Sosial (Bansos) sebesar Rp58,7 miliar, penciptaan lapangan pekerjaan sebesar Rp5,1 miliar dan Perlindungan Sosial sebesar Rp13,3 miliar hingga Bantuan Subsidi Transportasi bagi masyarakat tidak mampu sebesar Rp 4 miliar.
Hal itu dilakukan guna meningkatkan daya beli masyarakat. Mengingat 51% sumber perekonomian Sumut berasal dari sisi konsumsi masyarakat. ”Disamping meningkatnya pertumbuhan ekonomi, angka kemiskinan juga menurun menjadi 8,42% yang sebelumnya 8,49%,” ujar Edy.
Pemprov juga mendorong perbankan untuk menyalurkan kredit usaha rakyat (KUR) dengan bungan rendah sebesar 3%. Realisasi KUR tahun 2022 per 30 Desember mencapai Rp 18,6 triliun atau mencapai 103%.
Siap Hadapi Tantangan 2023
Edy menyampaikan tantangan perekonomian tahun 2023 dibayangi dengan gangguan ekonomi. Pemprov Sumut pun telah memiliki langkah atau mitigasi agar dampak resesi global tidak terjadi di Sumut. Di antaranya memberikan stimulus untuk memperkuat sektor ketahanan pangan, peningkatan produktivitas pertanian, hilirisasi hasil-hasil pertanian, memberdayakan UMKM dan penggunaan teknologi dan digitalisasi.
Kemudian mengebut pembangunan infrastruktur terutama jalan-jalan provinsi, bendungan dan irigasi. Pembangunan jalan dengan skema tahun jamak diharapkan selesai pada tahun 2023. Serta memperkuat dan memperluas penggunaan pupuk organik untuk mengurangi ketergantungan impor pupuk serta pengembangan pariwisata lokal yang dapat meningkatkan kunjungan wisata baik asing maupun lokal.
”Kekuatan ekonomi kita ada pada masyarakat, karena itu masyarakat harus dibangun, agar masing-masing mempersiapkan diri untuk memitigasi segala kemungkinan buruk yang akan terjadi ditengah harapan akan kehidupan yang lebih baik di tahun 2023 dengan terus optimis, produktif dan kreatif,” ujar Edy.
Meski begitu, Edy mengimbau masyarakat tidak panik. Masyarakat mesti optimis. Terlebih generasi milenial yang secara struktur demografi jumlahnya mencapai 56% dari struktur penduduk Sumut ini.
”Generasi milenial diyakini sebagai salah satu mesin perubahan sekaligus mesin pertumbuhan ekonomi dengan segala ide kreativitasnya. Dan dengan memperhatikan semuanya itu, Sumut di tahun 2023 di yakini akan terhindar dari jurang resesi ekonomi,” pungkas Edy.
Kategori : News
Editor : ARS
Posting Komentar