JAKARTA, suarapembaharuan.com - Rencana pemindahan Ibu Kota Negara Republik Indonesia (RI) dari Provinsi DKI Jakarta ke Kota Penajam Paser Utara di Provinsi Kalimantan Timur terus digaungkan oleh pemerintah.
Mulai dari Presiden Jokowi, hingga Badan Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) bersama jajaran menteri dalam Kabinet Indonesia Maju selalu mengatakan IKN akan menjadi kota percontohan dalam konsep smart city dan smart living yang berbasis hutan dan alam.
Karena itu, tidak heran IKN digadang-gadang sebagai showcase perubahan peradaban dan budaya Indonesia. Tidak hanya memindahkan Ibu Kota Negara, tetapi juga merubahnya menjadi kota pintar masa depan yang berbasis hutan dan alam dengan mengedepankan pembangunan hijau berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Dalam berbagai kesempatan, Presiden Jokowi menegaskan konsep pembangunan IKN sebagai kota pintar masa depan yang berbasis hutan dan alam belum ada di satu negara pun di dunia ini. Hal ini menjadi pembeda antara IKN dengan ibu kota negara-negara lain di dunia.
“Nusantara adalah kota pintar masa depan, yang berbasis hutan dan alam, belum ada di dunia belum ada. Tolong dicarikan, belum ada. Ini yang membedakan, ini yang nanti menjadi diferensiasi ibu kota kita dengan ibu kota negara-negara lain,” kata Jokowi dalam sebuah pertemuan dengan para investor di Jakarta.
Kota pintar masa depan yang berbasis hutan dan alam, akan terlihat dari 70 persen kawasan IKN adalah area hijau. Kemudian, Kendaraan roda empat yang digunakan sudah menggunakan listrik. Hebatnya lagi, direncanakan 80 persen transportasi yang digunakan adalah transportasi tanpa sopir.
IKN akan dibangun dengan sangat menghargai pejalan kaki dan pesepeda yang dinilai ramah lingkungan sejalan dengan konsep kota pintar berbasis hijau. Dijanjikan, jarak tempuh kemana-mana di kawasan IKN hanya 10 menit saja dengan menggunakan transportasi publik. Ini juga menjadi showcase perubahan peradaban dan budaya Indonesia.
Salah satu bukti pembangunan IKN sebagai kota pintar yang hijau dan ramah lingkungan, pertama kali yang disiapkan dalam bagian pembangunan IKN Nusantara di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur adalah pusat persemaian yang sudah mulai dibangun pada Juni 2022. Luas lahan persemaian sekitar 16 hektare dilengkapi dengan embung seluas 7 hektare.
Ditargetkan, pusat persemaian tersebut akan rampung di awal 2023 dengan kapasitas bibitnya setiap tahun bisa menghasilkan kira-kira 15 juta bibit per tahun. Bibit-bibit ini akan dipakai untuk menghijaukan Kalimantan.
Bukti lainnya, IKN didirikan di atas hutan produksi, bukan hutan alam. Presiden Jokowi dengan tegas menepis pandangan yang menyatakan pembangunan IKN akan merusak hutan karena didirikan diatas hutan alam.
“Lahan yang digunakan untuk membangun IKN ini, awalnya (dianggap) adalah hutan produksi. Jangan ada yang keliru bahwa ini hutan alam, bukan hutan produksi,” kata Jokowi ketika memberikan sambutan dalam acara pre market sounding proyek IKN yang digelar KADIN di Djakarta Theatre, Jakarta Pusat, Selasa (18/10/2022).
*Dukungan Produk Ramah Lingkungan*
Lalu, apakah membangun IKN dengan menyediakan 70 persen area hijau, kendaraan roda empat dan dua menggunakan listrik, transportasi publik dioperasikan tanpa sopir, mengutamakan pejalan kaki dan pesepeda serta membangun pusat persemaian bibit pohon sudah cukup mewujudkan sebuah Ibu Kota baru berkonsep kota pintar masa depan berbasis hutan dan alam? Apakah dengan semua itu, IKN sudah layak disebut sebagai kota hijau dan ramah lingkungan?
Ternyata belum cukup. Semua itu akan terlihat sia-sia jika tidak didukung dengan konstruksi berkelanjutan kedepan dengan menggunakan produk material ramah lingkungan. Dalam membangun IKN dibutuhkan produk material yang tidak hanya rendah emisi CO2, tetapi juga dapat mengurangi dampak negatif lingkungan yang ditimbulkan sebuah produk.
Di kawasan IKN nantinya, akan dibangun Istana Presiden dan Wakil Presiden beserta gedung-gedung kementerian. Juga akan dibangun banyak infrastruktur lainnya, seperti jalan, perumahan, jembatan, trotoar, dan lainnya. Gedung untuk pendidikan, perkantoran, kesehatan serta pusat perbelanjaan juga akan didirikan di kawasan IKN.
Jika semua itu tidak dibangun dengan produk material yang ramah lingkungan, tidak mendukung pengurangan emisi dan menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan, maka cita-cita pemerintah Indonesia melahirkan Ibu Kota berkonsep smart city, ramah lingkungan berbasis hutan dan alam dengan mengedepankan pembangunan hijau berkelanjutan dan ramah lingkungan tidak akan terwujud.
Tidak perlu jauh-jauh ke luar negeri untuk mendapatkan produk material ramah lingkungan. Di Indonesia, sudah ada satu perusahaan yang telah mampu dan teruji menghasilkan produk material ramah lingkungan, yaitu PT Indocement.
Mengutip dari website resmi PT Indocement, www.indocement.co.id, Direktur Utama Indocement Christian Kartawijaya mengatakan telah ada berbagai peluang kerja sama dengan Indocement, diantaranya dalam suplai material ramah lingkungan. Indocement berkomitmen untuk memproduksi produk semen ramah lingkungan yang rendah emisi CO2, karena kami memiliki target penurunan emisi menjadi 575 kg CO2/t cement equivalent pada 2025 dan 490 kg CO2/t cement equivalent pada 2030.
Hal ini disampaikan Christian dalam peringatan Hari Bangunan Indonesia (HBI) pada 11 November 2022 dari Titik 0 Ibu Kota Nusantara. Indocement berkolaborasi dengan Kementerian PUPR, Institut Teknologi Kalimantan, dan Green Product Council Indonesia memperingati Acara peringatan HBI 2022 mengangkat tema Mengirim Pesan Keberlanjutan dari Ibu Kota Baru.
Peringatan HBI diakhiri dengan deklarasi bersama Ayo Bersinergi untuk Konstruksi Berkelanjutan. Deklarasi ini menjadi titik awal komunikasi dan sinergi rutin antar pemangku kepentingan konstruksi untuk keberlanjutan di masa yang akan datang.
Komitmen Indocement
Masih mengutip rilis dari website resminya, Christian Kartawijaya dalam sambutannya pada Perayaan Puncak HUT ke-47 Indocement di Kompleks Pabrik Citeureup, Bogor, Jawa Barat, 4 Agustus 2022 menegaskan Indocement telah melewati berbagai fase di Indonesia dan terus tumbuh untuk menjadi salah satu perusahaan semen terkemuka di Indonesia.
“Indocement merupakan pelopor Master-Tech di bidang industri semen yang menerapkan teknologi pabrikan semen terkini bahkan kita salah satu perusahaan semen pertama di Indonesia yang mulai menerapkan Industri 4.0 sehingga dapat menghasilkan produk semen bermutu tinggi, kokoh, dan ramah lingkungan,” ungkap Christian Kartawijaya.
Karena itu, pihaknya terus berupaya untuk terus menurunkan emisi gas rumah kaca (GKR) Scope 1. Pada 2021, emisi GRK yang dihasilkan turun menjadi 606 kg CO2/ton semen ekuivalen turun dari tahun sebelumnya yang mencapai 623 kg CO2/ton semen ekuivalen.
“Kami juga memiliki target, pada 2025 kami akan menggunakan 25% bahan bakar alternatif. Selain kerjasama untuk menerima RDF dari TPST Nambo, Kami juga telah menjajaki bekerja sama untuk menerima RDF dari Tempat Pengolahan Sampah Terpadu lainnya,” terang Christian Kartawijaya.
Christian mengungkapkan Indocement terus memperkuat komitmen keberlanjutannya dengan terus berinvestasi dan mengembangkan produk-produk yang ramah lingkungan. Hal ini juga sejalan dengan Indocement New Purpose yaitu Material to Build Our Future.
Sejak 2021, kata Christian, Indocement juga terus mendorong penggunaan “semen hijau” di Indonesia. Salah satunya melalui produk Semen Hidraulis yang proses produksinya menggunakan kadar klinker yang lebih rendah dibanding OPC sehingga mampu mengurangi penggunaan batu bara dan jumlah CO2 yang jauh lebih rendah. Hal ini disesuaikan dengan pasar yang semakin peduli terhadap lingkungan.
Selama lima tahun ini, papar Christian, Indocement juga telah menginvestasikan lebih dari Rp1 triliun untuk investasi keberlanjutan. Sebagai pelopor di sektor industri semen yang sudah menerapkan Sistem Informasi Pemantauan Emisi Industri Kontinyu (SISPEK), Indocement juga secara rutin melakukan evaluasi peta jalan strategi perubahan iklim untuk memastikan penurunan emisi sesuai dengan target.
Berbagai komitmen tersebut berhasil mengantarkan Indocement meraih sejumlah penghargaan hijau, antara lain, di penghujung tahun 2021 Indocement berhasil mendapatkan hattrick penghargaan PROPER Hijau dari KLHK untuk ketiga kompleks pabriknya yaitu, Kompleks Pabrik Citeureup, Kompleks Pabrik Cirebon, dan Kompleks Pabrik Tarjun.
Keseriusan Indocement terhadap lingkungan tercermin dari dibentuknya Komite Environmental, Social and Governance (Komite ESG) pada tahun 2021. Komite ini akan membantu Direksi dalam menjalankan komitmen terhadap lingkungan, kesehatan dan keselamatan, tanggung jawab sosial perusahaan, tata kelola perusahaan serta program-program keberlanjutan yang relevan dengan Perseroan.
Indonesia sedang mengalami perubahan dan terus berbenah menjadi negara yang serius melakukan pembangunan hijau dan ramah lingkungan. Salah satunya, membangun IKN. Karena itu, sudah seharusnya, seluruh rakyat Indonesia dan pemangku kepentingan, tidak hanya mendukung pembangunan IKN, tetapi juga mendukung dengan menggunakan produk material ramah lingkungan dalam setiap kesempatan pembangunan. Ayo, kita gunakan produk hijau untuk membangun masa depan bangsa.
Kategori : News
Reporter : Lenny Tristia Tambun
Editor : AHS
Posting Komentar