JAKARTA, suarapembaharuan.com – Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) berkolaborasi dengan Peneliti Jepang dari Universitas Tohoku untuk melakukan transfer teknologi pengolahan Palm Fatyy Acid Distilled (PFAD) ke perusahaan sawit di Indonesia.
PFAD merupakan produk samping yang dihasilkan dari proses pengolahan minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO) menjadi RBDPO (Refined, Bleached, and Deodorized Palm Oil) pada refinery plant. Jumlah produk samping PFAD yang dihasilkan pada proses penyulingan (refining) CPO berkisar 4 persen dari CPO yang diolah.
Dekan FTUI Prof Dr Heri Hermansyah mengatakan pihaknya menyambut baik tawaran kolaborasi dengan peneliti Jepang tersebut. Apalagi saat ini, FTUI sudah memiliki Technology Managemen Office yang akan membantu proses transfer teknologi dari paten yang ditawarkan para peneliti Jepang tersebut.
”FTUI tentu saja menyambut baik tawaran kolaborasi ini. Saat ini kami telah memiliki Technology Management Office akan membantu proses transfer teknologi dari paten yang ditawarkan mitra kami ini,” kata Prof Heri, Senin (12/12/2022).
Selain itu, lanjutnya, FTUI membantu membuka jalan bagi para peneliti Jepang untuk bertemu dengan pemerintah, dalam hal ini Kementrian ESDM dan Industri untuk kemitraan.
Diharapkan kedepannya, teknologi ini akan meningkatkan hasil produk dari perkebunan kelapa sawit nusantara, yang baru memiliki 160an produk dari sawit. “Masih tertinggal dari Malaysia yang sudah memiliki 200an produk turunan sawitnya,” ujar Prof Heri.
Para peneliti Jepang yang terdiri dari Prof Naomi Shibasaki Kitakawa bersama timnya, Yuichiro Kanematsu dan Kousuke Hiromori telah mendaftarkan paten teknologinya di Indonesia dan Malaysia.
Shibasaki Kitakawa mengatakan paten teknologi yang dimiliki mereka berkaitan dengan teknik produksi biodiesel proses dingin yang menghasilkan produk samping Vitamin E dan Super Vitamin.
“Paten yang kami miliki terkait teknologi pengolahan kelapa sawit. Terutama terkait dengan teknik produksi biodiesel proses dingin yang menghasilkan produk samping Vitamin E dan Super Vitamin. Paten dengan berbagai keunggulan dan inovasi ini diperkenalkan luas untuk mendapatkan mitra yang ingin turut serta mengembangkan paten teknologi pengolahan kelapa sawit," jelas Prof Shibasaki Kitakawa.
Selain berkunjung ke FTUI, Prof Shibasaki Kitakawa bersama Tim mengunjungi Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konversi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) pada Jumat (2/12/2022).
Pertemuan digelar untuk memperkenalkan dan meminta saran terkait paten miliknya terkait rencana penerapan teknologi tersebut di Indonesia.
Dalam pertemuan tersebut, Dirjen EBTKE Kementerian ESDM Dadan Kusdiana menerangkan pihaknya menyambut baik tawaran kerja sama tersebut.
“Kolaborasi yang baik antara tiga pihak, pemerintah, universitas dan industri akan sangat bermanfaat kedepannya bagi industri kelapa sawit Indonesia. Implementasi teknologi ini, masih perlu melakukan kajian keekonomian yang mendalam untuk dapat meyakinkan para investor kedepannya,” ungkan Dadan Kusdiana.
Tidak berhenti disitu, bersama FTUI, Prof Shibasaki Kitakawa dan tim juga melakukan kunjungan ke perusahaan kelapa sawit, Apical, dengan tujuan untuk penjajakan kerjasama penerapan teknologi.
Pada kunjungan Senin (05/12) lalu, General Manager Refineries Operations Apical Lim Teck Guan mengungkapkan ketertarikannya untuk bekerja sama dengan para peneliti Jepang itu. “Apical sangat tertarik dan saat ini akan diproses langkah selanjutnya, seperti pengujian bahan baku dari Apical dan kajian keekonomiannya,” ujar Lim Teck Guan.
Kategori : News
Reporter : Lenny Tristia Tambun
Editor : AHS
Posting Komentar