JAKARTA, suarapembaharuan.com - Dead coin adalah “koin mati”, yang mana merupakan proyek crypto yang telah ditinggalkan. Beberapa proyek bahkan berujung pada penipuan, memiliki likuiditas rendah, atau memiliki dukungan dana yang tidak mencukupi, seperti dikutip dari Pintu Academy.
Ilustrasi |
Kondisi “mati” merujuk pada kondisi koin yang tidak lagi diperdagangkan secara aktif di pasar. Koin-koin ini jumlahnya cukup banyak. Teknologi blockchain memungkinkan koin-koin mati ini tidak hilang begitu saja.
Tidak menutup kemungkinan bahwa kamu akan menemukan salah satu koin mati ini saat sedang melakukan trading atau investasi. Oleh karena itu, penting bagi investor untuk mengetahui mana saja aset yang termasuk dead coin agar tidak terjebak ketika memilih jenis aset untuk diinvestasikan.
Ciri-Ciri Dead Coin
Berikut merupakan karakteristik dan ciri-ciri dari dead coin.
Too Good To Be True
Dead coin adalah aset crypto yang sering dijadikan alat untuk melakukan penipuan atau tindak kejahatan investasi. Calon investor biasanya diiming-imingi oleh proyek crypto yang memikat dengan janji pengembalian fantastis.
Begitu investor melakukan investasi, ia akan sadar jika janji yang ditawarkan di awal hanyalah omong kosong belaka.
Volume Perdagangan Rendah.
Di pasar crypto, sekitar 60% dari semua proyek dead coin memiliki likuiditas yang relatif rendah. Umumnya, volume perdagangan yang rendah menyiratkan bahwa aset crypto tidak memiliki utilitas yang jelas atau kurang menarik minat para investor dan trader crypto.
Diperkirakan, enam dari sepuluh aset crypto dengan volume perdagangan yang sangat kecil hingga diabaikan tidak lagi didukung oleh pengembangnya. Dilansir dari Coinmarketcap, platform yang melacak dead coin (seperti Coinospy dan Deadcoins), menganggap sebuah koin sebagai dead coin jika koin tersebut memiliki volume perdagangan kurang dari $1.000 dalam tiga bulan.
Dilabeli sebagai “Meme Coin”
Meme coin yang berakhir menjadi dead coin awalnya banyak menarik minat pasar karena dianggap dapat memberikan keuntungan yang besar. Namun, lama-kelamaan pasar akan mulai menyadari bahwa proyek tersebut tidak memiliki rencana yang konkret dan masa depan yang jelas.
Meskipun memang terdapat beberapa outlier, seperti Dogecoin, untuk setiap meme coin yang dibuat, sembilan koin lainnya gagal total. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui siapa pengembang sebuah proyek untuk menjamin masa depan investasi crypto kamu.
Kurangnya Pendanaan
Kegagalan untuk menarik dana atau tidak memiliki cukup dana untuk mendukung pengembangan proyek bisa membuat aset digital berakhir menjadi dead coin. Diperkirakan sekitar 3,6% dead coin termasuk ke dalam kategori ini.
Apa Itu Dead Wallet?
Selain istilah dead coin, dikenal pula istilah dead wallet. Pada dasarnya, dead wallet adalah dompet crypto yang telah “mati” atau dalam kondisi tidak aktif selama bertahun-tahun.
Dalam hal ini, ketidakaktifan ini bukan berarti dompet tersebut kosong atau tidak menyimpan aset sama sekali. Dead wallet biasanya justru menyimpan dana. Namun, tidak ada catatan transaksi masuk atau keluar dari akun pemilik dompet. Menurut laman Dailycoin, kebanyakan dari dompet mati ini memang tidak akan pernah memiliki transaksi.
Penyebab Dead Wallet
Beberapa alasan dari munculnya dead wallet adalah sebagai berikut.
Investor Jangka Panjang
Ketidakaktifan karena pemilik dompet merupakan investor jangka panjang yang hanya melakukan perdagangan per lima tahun atau bahkan lebih.
Kehilangan Akses
Beberapa pemilik dead wallet yang lain mengalami kehilangan kata kunci atau password akun dan tidak dapat lagi mengakses dana mereka.
Meninggalnya Pemilik
Terkadang, dead wallet juga bisa merupakan dompet yang dimiliki oleh orang yang telah meninggal yang menyebabkannya tidak aktif lagi.
Kategori : News
Editor : AHS
Posting Komentar