JAKARTA, suarapembaharuan.com – Menjelang akhir tahun 2022, Bank Indonesia (BI) Perwakilan DKI Jakarta terus gencar menggaet para pedagang pasar tradisional untuk menggunakan pembayaran digital, seperti SIAP Qris. Hari ini, giliran para pedagang di Pasar Ciracas, Jakarta Timur yang disasar oleh BI DKI bersama Bank DKI, PD Pasar Jaya dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Launcing implementasi SIAP Qris di Pasar Ciracas yang digelar hari ini, Kamis (15/12/2022) merupakan kelanjutan gerakan untuk mendorong akselerasi penggunaan Qris di pasar-pasar tradisional di Ibu Kota.
Deputi Kantor Perwakilan BI Provinsi DKI Jakarta Suharman Tabrani mengatakan kelanjutan penerapan Qris kepada merchant di pasar tradisional ini memang merupakan agenda pemerintah untuk melakukan digitalisasi pembayaran.
"Secara infrastruktur kami sudah siap. Jadi nanti kita tinggal lihat berapa merchant dan pengunjung yang mau menggunakan Qris. Kami dan berbagai pihak juga terus melakukan sosialisasi agar para pedagang mau mengalihkan pembayaran dan tunai kepada non tunai (Qris)," kata Suharman di Pasar Ciracas.
Melihat nilai positif dari penerapan Qris di pasar-pasar tradisional, Suharman menegaskan kedepan BI akan terus melanjutkan perluasan pembayaran digital melalui Qris. Bahkan pihaknya akan semakin meningkatkan intensitas dari upaya-upaya digitalisasi sistem pembayaran di Jakarta, khususnya di pasar dan tempat perbelanjaan modern yang lainnya.
"Tentu kita akan selalu berkolaborasi dengan berbagai pihak terutama dengan perbankan,” ujar Suharman.
Suharman memaparkan target pengguna Qris di tahun depan akan lebih ditingkatkan lagi. Ia sangat optimistis peningkatan target dapat tercapai karena selama ini Kota Jakarta menjadi salah satu daerah dengan tingkat perkembangan dan juga jumlah merchant maupun pengguna Qris tertinggi.
Hingga saat ini, lanjutnya, pengguna Qris sampai 9 Desember 2022 sudah mencapai 4.257.058 merchant. “Pengguna Jadi DKI Jakarta akan terus leading dalam hal jumlah merchant,” terang Suharman.
Untuk itu, BI akan memperlebar cakupan sosialisasinya, tentunya dengan perbankan juga bukan hanya dipasar saja tetapi juga tempat yang berpotensi besar menggunakan Qris. Selain itu, BI juga akan mengaktifkan komunitas lain di luar perbankan untuk mendorong penggunaan Qris dan peningkatan volume transaksinya.
"Kalau merchant pengguna Qris banyak, tetapi jumlah transaksinya sedikit kan sama aja bohong. Jadi kita harus terus sosialisasikan keuntungan bertransaksi dengan Qris,” jelas Suharman.
Percepatan serta peningkatan penggunaan transaksi dengan Qris, diyakini Suharman bisa cepat mendorong pertumbuhan ekonomi khususnya di Jakarta. Kedepan, pengguna akan lebih percaya diri khususnya saat menyongsong penerapan Qris cross border (memungkinkan konsumen dan pedagang di kedua negara dapat melakukan dan menerima pembayaran barang dan jasa melalui QR Code secara instan, aman, dan efisien).
“Jadi nanti penggunaan Qris bukan hanya nasional, tapi juga antar negara di Asia,” tegas Suharman.
Kategori : News
Reporter :
Posting Komentar