JAKARTA, suarapembaharuan.com - Dikutip dari Pintu Academy, Current ratio adalah rasio likuiditas yang berfungsi untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau kewajiban yang harus diselesaikan selama kurang dari satu tahun.
Ilustrasi |
Nilai yang tercermin pada current ratio memberikan informasi pada investor maupun kreditur mengenai kemampuan perusahaan dalam memaksimalkan aset lancar yang dimiliki agar dapat melunasi kewajiban lancar atau kewajiban jangka pendek.
Apabila current ratio suatu perusahaan lebih rendah dibanding perusahaan yang bergerak pada bidang yang sama, maka perusahaan tersebut dinilai jauh lebih berisiko oleh para investor maupun kreditur.
Pengertian Current Ratio Menurut Para Ahli
Para ahli memiliki pemikiran yang beragam mengenai pengertian current ratio, berikut ini diantaranya:
* ● Kasmir (2014) dalam bukunya menerangkan bahwa current ratio artinya adalah suatu rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan cara memaksimalkan seluruh aktiva lancar yang dimiliki.
* ● Atmaja (2009) dalam bukunya juga menambahkan bahwa current ratio adalah rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur likuiditas suatu perusahaan. Semakin baik likuiditas perusahaan, maka semakin tinggi probabilitas kewajiban lancar dapat dilunasi secara tepat waktu.
* ● Horne dan Wachowicz (2012) juga mengungkapkan definisi serupa, yakni current ratio merupakan alat ukur kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka pendek dengan cara menggunakan seluruh aktiva lancar yang dimiliki perusahaan.
Secara umum, rumus current ratio adalah sebagai berikut.
Current Ratio = Current Assets / Current Liabilities
Berdasarkan rumus tersebut, bisa disimpulkan bahwa current ratio semakin tinggi artinya semakin banyak aset lancar yang dimiliki oleh perusahaan dibandingkan jumlah kewajiban lancar yang harus dilunasi.
Semakin tinggi nilai current ratio yang dimiliki suatu perusahaan ketimbang perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang yang sama, maka semakin menarik pula performa kinerja keuangan perusahaan tersebut di mata investor dan kreditur.
Idealnya, nilai current ratio yang baik adalah 1 atau lebih dari 1 namun tidak sampai mencapai angka 3. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan mampu mengelola aset dengan baik serta mampu melunasi kewajiban jangka pendek sesuai dengan jangka waktu yang ditetapkan.
Current ratio kurang dari 1 berarti perusahaan berisiko tinggi terhadap gagal bayar atau piutang tak tertagih bagi kreditur. Sedangkan current ratio lebih dari angka 3 menunjukkan kegagalan perusahaan dalam memanfaatkan aset yang dimiliki secara optimal.
Kategori : News
Editor : AHS
Posting Komentar