BOGOR, suarapembaharuan.com - Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Diah Pitaloka mendorong pengembangan ekosistem halal di Indonesia. Salah satu upaya penting dalam mengoptimalkan ekosistem halal Indonesia adalah pengembangan kelembagaan dan sumber daya manusia untuk mempermudah masyarakat dalam mengakses sertifikasi halal.
"Untuk kita ekosistem halal juga penting, selama ini potensinya diambil negara lain, Thailand, Korea, Malaysia sudah lebih maju mengembangkan ekosistem halal ini, dan kita ini membuat perundang-undangan salah satunya tentang jaminan produk halal, tapi memang secara infrastuktur di lapangan baik kelembagaan maupun SDM itu belum terbangun baik. Ini menurut saya tantangan sendiri bagi Indonesia," terang Diah.
Ia menyampaikan hal tersebut usai menjadi salah satu narasumber dalam acara diseminasi pengelolaan keuangan haji digitalisasi dan ekosistem halal yang diselenggarakan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) kerjasama dengan DPR RI di balairung Pajajaran Hotel Salak, Kota Bogor, Minggu (20/11/2022).
Diah melanjutkan, dalam sesi diskusi bersama BPKH dan juga BPOM serta Sucofindo juga dibahas tentang bagaimana kerjasama dalam mengembangkan ekosistem halal yang hari ini tidak hanya ekonomi yang banyak ditanyakan masyarakat dalam kerangka industri dan usaha, tapi juga di kalangan menengah bawah. Salah satunya berkaitan pengawasan untuk terjaganya kualitas makanan halal.
"Ini sangat penting juga menjaga kualitas makanan kita. Ini salah satu pemahaman tentang bagaimana makanan berkualitas baik pengawasan dari BPOM. Standar halal ini salah satu juga konsekuensinya adalah makanan sehat, yang berkontribusi terhadap kualitas makanan termasuk kesehatan masyarakat dan mungkin tingkat gizi masyarakat," paparnya.
Untuk ini, kata Diah, perlu menjadi perhatian dalam penyajian kualitas makanan di masyarakat dan hal ini memang menjadi tanggung jawab bersama. "Jadi menarik korelasinya dari pengembangan ekosistem halal, juga menyangkut ke dampak dari makanan yang tidak berkualitas terhadap kesehatan masyarakat yang cenderung misalnya tingkat hidup banyak permasalahan penyakit dari konsumsi makanan yang mengandung bahan-bahan tidak sehat. Dan ini tantangan sendiri bagi industri halal kita."
Diah juga berharap produk-produk atau industri halal Indonesia nanti tidak kalah dalam pengembangan ekosistem halal dengan negara-negara Asean lainnya. Terlebih Indonesia merupakan negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia.
"Indonesia populasi muslim terbesar dan penduduknya juga aware dengan halal food. Tidak hanya food sebetulnya, tapi juga kandungan diberbagai produk. Nah kita berharap pemerintah bisa segera tanggap, merespon tidak hanya programnya itu sertifikasi halal, tapi juga pengembangan kelembagaan dan SDM. Karena kalaupun banyak yang daftar sertifikasi halal, kalau tidak ada SDM-nya, masyarakat susah akses, antre, lama prosesnya. Padahal ini salah satu kriteria untuk bisa memasuki pasar yang lebih kompeten," ujarnya.
Kategori : News
Editor : AHS
Posting Komentar