SEMARANG, suarapembaharuan.com – Jumlah Desa Wisata di Jawa Tengah tiap tahun terus bertambah. Hingga saat ini, provinsi yang dipimpin Ganjar Pranowo telah memiliki sebanyak 818 desa wisata yang tersebar di 35 kabupaten/ kota.
Ist |
Kasi Pengembangan Daya Tarik Wisata Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Provinsi Jawa Tengah, Riyadi Kurniawan menyampaikan, beberapa tahun lalu hanya ada sekitar 500 desa wisata, kemudian naik menjadi 717 desa wisata, dan sampai saat ini sudah 818 desa wisata. Masing-masing desa wisata diharapkan mempunyai keunikan tersendiri, atau memiliki perbedaan antara satu desa dengan desa wisata lainnya.
Ditambahkan, desa wisata tersebut saat ini masih berkembang dan beroperasi meski beberapa waktu lalu terbentur pandemi Covid-19. Hal itu dapat memicu bangkitnya perekonomian masyarakat Jawa Tengah pascapandemi. Sehingga, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terus berupaya mengembangkan potensi desa wisata.
“Jumlah desa wisata per semester I 2022 ada sebanyak 818 desa. Berdasarkan laporan dinas kabupaten/ kota semuanya sudah beroperasi (pascapandemi),” ujarnya, Jumat (30/9/2022).
Riyadi menjelaskan, upaya yang dilakukan untuk terus mengembangkan desa wisata, di antaranya pemberian dana stimulan melalui mekanisme bantuan keuangan (Bankeu) kepada pemerintah desa.
Pihaknya telah menganggarkan bantuan untuk desa wisata sejak 2020, berupa bantuan keuangan yang diberikan kepada pemerintah desa. Saat itu pihaknya sudah menganggarkan Rp18,5 miliar untuk 100 desa, dan pada 2021 jumlah yang dianggarkan Rp32 miliar untuk 260 desa.
Adapun untuk bantuan pada 2022, besaran bantuannya Rp1 miliar untuk desa wisata maju, Rp500 juta untuk desa berkembang, dan Rp100 juta untuk desa wisata rintisan. Melalui dana pengembangan desa wisata itu, kata dia, potensi desa diharapkan bisa digali dan menjadi sejumlah sajian pariwisata atau produk pariwisata.
“Tahun ini total ada 131 desa wisata yang mendapat dana stimulan dengan anggaran Rp18,5 miliar. Yakni dua desa wisata maju masing-masing Rp1 miliar, sembilan desa wisata berkembang masing-masing Rp500 juta, 120 desa wisata rintisan masing-masing Rp100 juta,” tambah Riyadi.
Selain itu, bebernya, Disporapar melakukan pembinaan pengelolaan desa wisata. Seperti pelatihan mengenai penciptaan produk, diversifikasi dan inovasi produk, tata kelola dan manajemen.
“Ada pula pembinaan kewirausahaan terdiri pembuatan paket wisata, digital marketing, dan kewirausahaan. Peningkatan kapasitas SDM dan lelembagaan, Dan, penguatan event, fasilitasi event di desa wisata,” tuturnya.
Sementara, Ganjar Pranowo menuturkan bahwa pihaknya selalu mendorong desa-desa untuk mengoptimalkan potensi yang ada. Selain itu juga dapat membangun jejaring.
“Ini bantuan keuangan yang kita berikan kepada desa-desa, yang kemudian dikembangkan untuk desa wisata. Ternyata hasilnya bagus. Kades (kepala desa) beserta seluruh komponen masyarakatnya mencoba berpartisipasi, sehingga potensi-potensi desanya bisa dikembangkan,” tandas Ganjar.
Kategori : News
Editor : AAS
Posting Komentar