MEDAN, suarapembaharuan.com - Hadiri Konferensi Wilayah (Konferwil) XVIII Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Sumatera Utara (Sumut), Wakil Gubernur Sumut Musa Rajekshah menyampaikan dalam menjaga kesatuan dan memajukan bangsa keberadaan ulama sangat penting mendampingi para umara.
Ist |
“Dalam menjaga kesatuan, persatuan dan memajukan bangsa ini perlu adanya ulama mendampingi para umara, memberikan nasehat juga masukkan untuk pembangunan. Tak hanya pembangunan fisik yang kita harapkan tapi juga pembangunan mental, spiritual,” ujar Ijeck, sapaan akrab Musa Rajekshah dalam acara Konferwil NU Sumut di Aula Asrama Haji Medan, Jumat kemarin.
Menurut Ijeck, pembangunan mental spiritual, bukan saja diperlukan, tetapi sangat menentukan keberhasilan pembangunan. Nahdlatul Ulama (NU), menurutnya adalah ormas Islam besar di Indonesia yang bersama-sama dengan Ormas Islam lainnya, menginginkan Indonesia semakin maju ke depan.
“Dengan pembangunan mental spiritual, kita berharap sumber daya manusia, generasi bangsa ini ke depan tidak hanya pintar dan bisa dalam ilmu dunia saja tapi juga harus memikirkan bagaimana kehidupan kelak nanti di akhirat sehingga mendorong kita untuk terus berbuat baik,” ujar Ijeck.
Melalui Konferwil ini, Ijeck berharap PBNU Sumut bisa semakin besar, solid dan memberi manfaat kepada seluruh umat. “Kami berharap PBNU juga dapat terus memberikan berbagai masukan kepada pemerintahan baik Provinsi maupun Kabupaten/Kota se-Sumatera Utara. Semoga kegiatan ini juga memberi manfaat tidak hanya untuk diri kita sendiri, tetapi bagi seluruh umat dan kita tunjukkan bahwa Islam adalah agama rahmatan lil alamin,” tutup Ijeck.
Sementara itu, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf menyampaikan pelaksanaan Konferwil PWNU ini akan membuat seluruh pengurus lebih solid baik itu dalam hal program juga dalam membuat keputusan-keputusan maupun di dalam melahirkan pengurus wilayah yang lebih baik.
“Kegiatan ini insya Allah, akan menjadi kontrol agar lebih solid lagi ke depan. Hasil-hasil yang solid baik dalam hal program-program dan keputusan-keputusan konseptual lainnya maupun di dalam melahirkan kepengurusan baru bagi Pengurus Wilayah Sumatera Utara, insya Allah, Aamiin,” ujarnya.
Pimpinan-pimpinan di NU, lanjutnya adalah ulil amri yang wajib ditaati bagi warga NU. “Warga Nahdlatul Ulama wajib taat kepada Allah, taat kepada Rasul dan taat kepada pimpinan Nahdlatul Ulama, karena pimpinan Nahdlatul Ulama itu adalah Ulil Amri bagi warga Nahdlatul Ulama. Dengan demikian, menjadi pengurus artinya memikul tanggung jawab dan tanggung jawab itu bukan tanggung jawab yang ringan atau kecil,” ujarnya.
Selain memberi nasihat kepada PWNU Sumut, Yahya Cholil Staquf juga berharap seluruh warga NU khususnya di Sumut untuk terus mengikuti ulama dalam menjalani kehidupan sekaligus membantu pemerintah dalam berbagai pembangunan daerah.
“Kalau mau selamat, ikut apa kata ulama, supaya tak mudah ditipu-tipu oleh tukang sulap atau ditipu dengan bisnis pertunjukan. Nahdlatul Ulama ini bukan sekadar sebagai warga yang kemudian ikut merdeka setelah dijajah, Nahdlatul Ulama ikut mendirikan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ini. Maka kita juga punya tanggung jawab untuk mengisi kemerdekaan Republik Indonesia ini agar tetap menjadi wadah maslahah bagi seluruh warganya. Kita harus bantu pemerintah dalam memajukan negara kita ini,” ujarnya.
Hadir dalam acara Wakil Ketua PBNU Sayyid Muh Hilal Al-Aidid, Sekjen PBNU Syaifullah Yusuf, Wakil Sekjen PBNU Sulaiman Tanjung, Kapolda Sumut Irjen Pol RZ Panca Putra, Wakil Ketua DPRD Sumut Harun Mustafa Nasution, Kakanwil Kemenag Sumut Abdul Amri Siregar.
Kemudian Kasat Kornas Banser Pusat Hasan Basri Sagala, Ketua PWNU Sumut Syahrial Tambunan, Bupati Deliserdang Ashari Tambunan, Ketua GP Ansor Sumut Adlin Tambunan, PJ Rois PWNU Sumut Abdul Hamid Ritonga, Pimpinan Pesantren Al-Kautsar Al-Akbar Syekh KH Ali Akbar Marbun.
Kategori : News
Editor : AHS
Posting Komentar