TANGERANG, suarapembaharuan.com - Politeknik Pelayaran Banten meresmikan program Sustainable Development Goals Center (SDGs Center) pertama di Indonesia untuk sekolah kedinasan.
Menariknya program ini mengimplementasikan kepedulian lingkungan dan pencegahan pencemaran laut, yang berisi peraturan International Convention For the Preventions of Pollution from Ships. Kurikulum pendidikan tersebut mengadopsi kurikulum International Convention on Standards of Training, Certification, and Watchkeeping For Seafarers (STCW) Amandemen Manila 2010 dari International Maritime Organization (IMO).
IMO merupakan badan khusus PBB yang bertanggung jawab untuk keselamatan dan keamanan aktivitas pelayaran dan pencegahan polusi di laut oleh kapal. IMO sendiri aktif dalam mendukung pencapaian TPB/SDGs 2030 khususnya di Bidang Maritim Dunia melalui banyak inovasi dan kebijakannya,
Direktur Politeknik Pelayaran Banten, Heru Widada mengatakan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) atau Sustainable Development Goals (SDGs) merupakan suatu rencana aksi global yang disepakati oleh para pemimpin dunia termasuk Indonesia, guna mengakhiri kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan melindungi lingkungan.
"Sejalan dengan IMO, Politeknik Pelayaran Banten sebagai salah satu Maritime Education Training (MET) di Indonesia turut aktif mendukung implementasi kegiatan TPB/SDGs di kampus. Dengan adanya SDGs Center, para taruna atau taruni memiliki kesadaran dan tanggung jawab yang lebih tinggi dalam menjaga ekosistem laut dari pencemaran plastik maupun aktivitas kapal," kata dia dalam keterangannya pada Jumat (29/7/2022).
Untuk mendukung program SDGs tersebut juga telah dibangun fasilitas unggulan pengelolaan sampah berkelanjutan di lingkungan kampus yang diharapkan dapat menjadi pusat edukasi pengelolaan sampah bagi masyarakat pesisir dan diharapkan akan berdampak dalam peningkatan ekonomi.
Sekretaris Jenderal Global Alliance for Sustainable Planet, Satya S Tripathi mengatakan plastik dengan berbagai ukuran sekarang bocor ke habitat laut. Pihaknya memperingatkan bahaya puing-puing yang lebih besar atau makroplastik, seperti alat tangkap ikan, serta sampah dan mikroplastik.
“Jika kita menginginkan dunia yang bebas dari polusi plastik, sejalan dengan himbauan Majelis Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNEA), kita perlu mengambil tindakan yang jauh lebih ketat dan terkoordinasi, salah satunya dari penguatan SDGs dalam lembaga pendidikan,” tegasnya.
Penasihat Teknis SDGs United Nations Development Programme, Juliaty Ansye Sopacua memberikan apresiasi yang tinggi atas diresmikannya SDGs Center di Politeknik Pelayaran Banten. Dia berharap Politeknik Pelayaran Banten sebagai salah satu Maritime Education Training (MET) di Indonesia dapat menjadi contoh lembaga pendidikan berkualitas yang mengedepankan tujuan pembangunan berkelanjutan.
Penasihat Utama Deutsche GIZ (Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit), Zulazmi mengatakan kerja sama dalam perubahan iklim (Implementing Arrangement) merupakan pengaturan teknis dari Perjanjian Kerja Sama antara Pemerintah Federal Jerman dan Pemerintah RI, mengenai Kerja Sama Teknik yang ditandatangani 22 Desember 2016 lalu.
"Implementasi SDGs di tingkat lembaga pendidikan ini diharapkan mampu menguatkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan pada tahun 2030,” ujarnya.
Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan (BPSDMP) Djoko Sasono mengatakan peresmian SDGs Center di Politeknik Pelayaran Banten diharapkan dapat meningkatkan kualitas, kemampuan, serta kompetensi para Taruna/Taruni di bidang kemaritiman dengan fokus pada pelestarian sumber daya kelautan dan samudra untuk pembangunan berkelanjutan.
Koordinator Fungsi Kerjasama Pembangunan Berkelanjutan dan Perubahan Iklim Direktorat Pembangunan Ekonomi dan Lingkungan Hidup, Direktorat Kerjasama Multilateral Kementerian Luar Negeri, Noam Lazuardi mengatakan, Indonesia memiliki komitmen untuk melaksanakan SDGs dan telah merealisasikan dalam beberapa langkah penting salah satunya Peta Jalan SDGs Indonesia hingga tahun 2030, salah satunya di bidang kemaritiman untuk mewujudkan sustainable ocean economy.
"Langkah di berbagai lembaga pendidikan dan pembentukan SDGs Center di sekolah kedinasan seperti Politeknik Pelayaran Banten ini diharapkan dapat menerapkan pembangunan universal dan berkelanjutan sehingga tujuan SDGs dalam mengatasi kemiskinan, kesenjangan, dan perubahan iklim dalam bentuk aksi nyata dapat diimplementasikan," pungkasnya.
Kategori : News
Editor : AHS
Posting Komentar