JAKARTA, suarapembaharuan.com - Dalam dunia bisnis, penggunaan internet telah bergeser fungsinya dari media untuk bersosialisasi menjadi media untuk strategi bisnis mulai dari promosi, pemasaran hingga penjualan dan pelayanan pelanggan.
Foto : Tim Manajemen Startup Matamaya [istimewa] |
Transformasi gaya hidup masyarakat saat ini juga telah menggeser channel pemasaran konvensional ke ranah digital. Perusahaan besar maupun unit usaha kecil (selanjutnya disebut sebagai brand), harus dapat mengikuti perkembangan dan menggunakan kesempatan tersebut agar bisnisnya dapat berkembang.
Dengan jumlah penduduk lebih dari 270 juta jiwa, Indonesia menjadi pasar potensial untuk dunia digital. Berdasarkan data dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), pengguna internet di Indonesia per 2022, mencapai 210 juta pengguna. Atau naik 35 juta pengguna dari sebelum pandemi Covid-19. Lebih rincinya, data We Are Social, menunjukkan, per Januari 2022, pengguna aktif media sosial (medsos) di Indonesia mencapai 191 juta orang.
Berangkat dari fakta itu, maka Business Director Matamaya, Anton Kurnianto mengatakan meningkatkan digital exposure melalui digital marketing adalah jalan yang harus diambil oleh brand. Melalui digital marketing, merek dapat menjangkau target pasar yang lebih luas karena tak terbatas oleh letak geografis dan juga bisa membidik konsumen yang spesifik sebagai target promosi.
"Untuk memastikan bahwa aktivitas digital yang brand lakukan sudah benar dan relevan dengan target pasarnya, maka brand membutuhkan sebuah parameter yang dapat mengukur performa upaya-upaya yang sudah mereka lakukan di media sosial," kata dia dalam keterangannya pada Minggu (10/7/2022).
Namun sebagai hal yang relatif baru, umumnya para marketer tidak memiliki atau minim pengalaman di bidang digital marketing untuk bisa melakukan evaluasi tersebut.
"Tingginya kebutuhan akan sebuah tools yang bisa digunakan untuk melihat dan menilai performa aktivitas digital di media sosial, yang mendorong kami untuk mengembangkan tools Matamaya," tambah Head Developer Sahri Ramadhan.
Dikatakan tools tersebut merupakan media sosial monitoring performance dan listening tools yang bisa digunakan untuk melihat performa sebuah brand di semua aset media sosial seperti Facebook, Instagram, Tiktok, Twitter dan YouTube.
Matamaya juga menyediakan unduhan berupa data olahan yang berformat pptx untuk mempermudah marketer dalam mempresentasikan data, ataupun format xlsx sebagai sumber data untuk membuat grafik sesuai kebutuhan.
"Singkat kata, Matamaya merupakan tools yang memudahkan marketer memperoleh data segala brand dari semua aset media sosial secara cepat dan akurat,” imbuh Anton.
Marketing Manager Palmia dan Happy Soya Oil, Surya Dharmanto turut bicara soal pengalaman sebagai pengguna tools Matamaya.
“Dalam memaksimalkan digital campaign sebagai strategi bisnis, kami perlu menganalisis result dari aktivitas digital kami sekaligus melakukan perbandingan dengan aktivitas digital yang dijalankan kompetitor,” tuturnya.
Namun kendalanya adalah banyaknya platform medsos yang digunakan konsumen, mengharuskan untuk menggali data dari banyak platform yang berbeda-beda. Hal tersebut membuat proses analisis data menjadi lama dan repot.
"Disini Matamaya hadir sebagai solusi bagi para marketer untuk bisa memantau aktivitas digital dari campaign mereka ataupun kompetitor dengan mudah, efektif, dan efisien,” imbuhnya.
Pada dasarnya, Matamaya merupakan jawaban atas minimnya tools buatan lokal yang memiliki technical support dan kemampuan kustomisasi report yang sesuai dengan kebutuhan pasar Indonesia.
Ada delapan fitur analytics Matamaya berfungsi memantau dan menganalisis insight mulai dari percakapan digital, performa aktivitas digital dan performa influencer dari lima media sosial yang aktif digunakan konsumen.
Kategori : News
Editor : AHS
Posting Komentar