MEDAN, suarapembaharuan.com - Hadiri acara Halalbihalal Badan Musyawarah Perbankan Daerah (BMPD) Sumatera Utara (Sumut), Wakil Gubernur (Wagub) Sumut Musa Rajekshah sampaikan harapannya agar silaturahmi halalbihalal ini jadi momentum menguatkan sinergi antarperbankan dan pemerintah daerah di tengah-tengah kondisi ekonomi yang belum sepenuhnya pulih.
Wagub Sumut Musa Rajekshah (Ist) |
"Halalbihalal merayakan Idulfitri kali ini jadi momentum menguatkan sinergi antarseluruh anggota Badan Musyawarah Perbankan Daerah Sumatera Utara dan kami Pemerintah Provinsi Sumut. Kami pastilah sangat senang dan siap mendukung kehadiran perbankan yang memang program-programnya telah banyak ikut membangkitkan ekonomi daerah," ujar Ijeck, sapaan akrab Wagub saat memberi kata sambutan dalam acara Halalbihalal di Hotel Adimulia Medan, baru - baru ini.
Pandemi Covid-19, lanjut Ijeck, memang mempengaruhi stabilitas ekonomi di Indonesia bahkan dunia, namun ada hikmah yang bisa dipetik saat semua orang dipaksa untuk melek teknologi, melakukan aktivitas secara daring menggunakan gadget.
"Menurut saya apapun yang terjadi pasti ada hikmah baiknya, karena Covid-19 ini yang tadinya semua dilakukan secara manual mau tak mau semua beralih ke digital sebagai upaya menghindari interaksi langsung. Pemerintahan pun belum utuh mempergunakan sistem elektronik dalam pelayanannya dan akhirnya bertahap semua diubah," ujar Ijeck.
Untuk itu, lanjut Ijeck, kehadiran perbankan yang lebih dahulu mengenal dan mengaplikasikan sistem digital di pelayanan dan berbagai produknya, diminta terus meningkatkan komitmen dalam mendukung pengembangan segmen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk bisa go global dengan digitalisasi. "UMKM memiliki potensi sangat besar terhadap pemulihan ekonomi nasional," ujar Ijeck.
Selain digitalisasi UMKM, Ia juga berharap Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk menghindari pinjaman terhadap rentenir yang menetapkan bunga tinggi dan merugikan masyarakat. "Masyarakat kita banyak meminjam uang di luar perbankan karena literasi yang kurang. Ada yang sebulan bunganya 5 % sampai 10 % bahkan lebih, maka ini adalah tugas kita bersama melakukan sosialisasi dan mendorong realisasi KUR meningkat," ujar Ijeck.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua BMPD Sumut sekaligus Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumut Doddy Zulferdi mengatakan perbankan adalah instrumen keuangan yang sangat penting peranannya, apalagi di Indonesia perkembangan industri atau pasar keuangannya belum sebesar di negara-negara maju lainnya.
"Perbankan masih tetap paling dominan untuk itu kontribusi industri perbankan masih sangat dibutuhkan dan ini menjadi sangat lebih relevan lagi karena ekonomi kita baru mulai bangkit, masih banyak sekali indikasi yang menyatakan kebangkitan ekonomi kita masih berlanjut maka ini harus kita jaga momentumnya," ujarnya.
Menjaga momentum itu, lanjutnya cukup berat karena terjadi di lingkungan global yang tidak kondusif. "Tantangan kita menguat, maka untuk menjaga pemulihan ekonomi khususnya di Sumut ini tak bisa jalan sendiri-sendiri. Situasi ini, kita di kalangan industri perbankan keuangan punya tanggung jawab besar untuk bantu jaga momentum pemulihan ini dan kami tentu saja dari sisi otoritas bersama OJK terus mengupayakan agar seluruh kebijakan bisa kita arahkan untuk bisa memberikan lingkungan kondusif," ujarnya, sembari mengatakan BMPD Sumut diisi oleh 55 pimpinan bank yang ada di Sumut.
Hadir juga dalam acara Kepala Regional V OJK Sumbagut Yusuf Ansori, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setdaprovsu Arif Sudarto Trinugroho.
Kategori : News
Editor : AHS
Posting Komentar