JAKARTA, suarapembaharuan.com - Sebagai rasa tanggung jawab dalam membantu penguatan bidang pendidikan di Indonesia, TNI AD mendukung sepenuhnya atas kompetensi pendidikan Indonesia dengan ikut serta mengajar di sekolah daerah terluar, tertinggal, dan terdepan (3T).
Ist |
Demikian disampaikan Asisten Teritorial (Aster) KASAD, Mayor Jenderal TNI Karmin Suharna saat acara penandatanganan kerjasama perpanjangan kerja sama Kemendikbudristek dengan TNI AD di Gedung D Kemendikbudristek, Senayan, Jakarta Pusat beberapa waktu lalu.
Menurutnya, terdapat kesenjangan pendidikan di seluruh negeri, khususnya bagi siswa yang berada di daerah 3T, karena adanya beberapa faktor, salah satunya adalah terbatasnya jumlah tenaga pengajar yang berada di daerah tersebut.
"Salah satunya adalah terbatasnya jumlah tenaga pengajar yang berada di daerah 3T tersebut,” ujarnya.
"Dalam kurun waktu tiga tahun terakhir, Ditjen GTK dengan TNI AD telah bersinergi dalam memberikan pelatihan pedagogik," tambahnya.
Mayjen TNI Karmin Suharna menambahkan, kerja sama ini dilakukan atas kesadaran bahwa menyelenggarakan pendidikan bukan hanya tugas Kemendikbudristek saja namun juga tugas TNI AD.
“Kewajiban kita adalah sama-sama melaksanakan tugas utama yaitu tujuan nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam prinsip kami, satu tugas akan sangat sulit kalau hanya dilakukan oleh satu institusi, tapi satu tugas kecil, bila dilaksanakan bersama-sama, bersinergi atau berkolaborasi maka dapat berjalan dengan baik," lanjut Mayjen TNI Karmin Suharna.
Menurut Aster KASAD, terdapat sekitar 4.500 personel dari seluruh batalion TNI AD yang telah diberikan pembekalan dasar dalam mengajar berdasarkan kompetensi-kompetensi yang dibutuhkan sehingga dapat dimanfaatkan dengan maksimal bagi pelayanan masyarakat terutama di daerah perbatasan.
Hal ini, kata jenderal bintang dua ini, merupakan tantangan, karena kondisi lingkungan yang rawan akan gangguan dan kurangnya tenaga pengajar yang memadai.
TNI AD sebagai bagian integral dari pemerintahan eksklusif bersama-sama dengan komponen bangsa lainnya telah mengambil peran dalam mengambil solusi dari berbagai permasalahan yang ada.
Sementara itu, Dirjen Guru dan Tenaga Pendidikan (Dirjen GTK), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengatakan, penadatangantangan kerjasama ini adalah perpanjangan kerja sama penguatan kompetensi dalam proses pembelajaran dengan personel Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) yang bertugas di daerah Terluar, Tertinggal, dan Terdepan (3T).
Perpanjangan kerja sama kali ini tertuang melalui Nota Perjanjian Kerja Sama Nomor KERMA 13/IV/2022 tanggal 19 April 2022, tentang Penguatan Kompetensi Pedagogik kepada Personel TNI AD yang melaksanakan tugas pada satuan pendidikan di daerah 3T.
Dalam sambutannya, Iwan Syahril mengatakan, saat ini urgensi kerja sama antara TNI AD dan kemendikbudristek semakin tinggi sejalan dengan kebijakan terkini dari pemerintah dalam mengatasi permasalahan di daerah timur Indonesia, khususnya Papua.
Sehubungan dengan kebijakan pemerintah yang mengutamakan pendekatan soft power atau pendekatan sosial, ekonomi, dan budaya dalam penyelesaian permasalahan di Papua, kata Iwan, Panglima TNI telah menugaskan jajarannya untuk menjalankan tugas-tugas temporer TNI dengan mengedepankan dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
“Dengan adanya kerja sama ini, kita berharap dapat membawa dampak dalam peningkatan kualitas layanan pendidikan dan dapat memotivasi kepada anak-anak di daerah 3T sehingga tercapai kualitas minimal pembelajaran dan mencapai tujuan nasional bangsa,” tutur Iwan. (ES)
Kategori : News
Editor : YZS
Posting Komentar