JEPARA, suarapembaharuan.com – Peningkatan manajemen bisnis kelompok tani ternak sapi menjadi perhatian Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Sehingga peternak sapi, khususnya anggota kelompok tani ternak, mendapatkan manfaat lebih dan menjadi standarisasi pemberian bantuan dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
Ist |
“Kita harapkan ada kelompok tani ini yang belajar manajerial. Jadi tidak hanya menggemukkan sapi tapi bagaimana bisnis sapi termasuk turunannya. Ya pakanan, ya kotorannya. Nanti ahli-ahli bisa menjadi narasumber untuk jadi pelatih. Itu bisa kita sharing di beberapa tempat,” kata Ganjar, saat meninjau kandang sapi milik Kelompok Tani-Ternak Guyub Rukun di Desa Sumanding, Kecamatan Kembang, Kabupaten Jepara, Kamis (12/5/2022).
Ganjar menjelaskan bantuan ternak sapi dari pemerintah kepada petani atau peternak, tidak semuanya berjalan bagus. Salah satu penyebabnya, terbatasnya kemampuan mengelola bisnis. Menurutnya, Kelompok Tani-Ternak Guyub Rukun menjadi salah satu contoh yang memiliki pengelolaan bagus.
“Harapan kita satu, kalau kita berikan bantuan ternak sapi seperti ini bermanfaat. Ternyata dari Guyub Rukun bisa mengelola dengan baik bahkan tambah, bukan hilang. Bisa berkembang. Meskipun sudah bisa mengelola seperti manfaat dari kotorannya menjadi biogas tetapi lagi rusak katanya, ya diperbaiki agar bisa jalan lagi,” jelasnya.
Ditambahkan, kemampuan manajerial tersebut masih bisa ditingkatkan lagi, sehingga nanti bisa direplikasi di tempat lain. Artinya, kelompok tani ternak yang akan menerima bantuan dari pemerintah, harus memiliki syarat minimal, yaitu naik kelas.
“Kelompok yang siap, pernah dilatih, ngerti kandang, sudah mencoba manajemen. Itu spirit yang mesti kita siapkan untuk memberikan bantuan,” katanya.
Ganjar menambahkan, peningkatan kemampuan manajemen bisnis juga dapat memunculkan talenta-talenta khusus. Misalnya talenta khusus seperti yang dimiliki oleh Mukmin. Warga Sumanding itu dikenal dapat meramal atau menerka jenis kelamin bayi sapi dalam kandungan.
“Tadi memunculkan talenta khusus, umpama sudah ada yang bisa cara memberi makan, cara mengelola, bahkan menerka, bayi sapinya nanti jantan atau betina ternyata sudah diketahui. Ternyata ia punya ilmu titen dengan cara melihat puting susu induknya,” bebernya.
Ganjar melihat kemampuan Mukmin sebagai ilmu yang bagus dengan kearifan lokal. Sebab Mukmin mengaku hanya belajar dari pengalamannya beternak sapi sejak kecil.
“Jadi menurut saya ini ilmu yang bagus sekali dan ada kearifan lokalnya. Mungkin tidak sekolah umum tetapi sejak kecil memelihara sapi itu kan pengalaman yang luar biasa, risetnya partisipatoris. Manajemen diajari termasuk pengelolaan uang,” ungkap Ganjar.
Kategori : News
Editor : RAS
Posting Komentar