MEDAN, suarapembaharuan.com - Akhir-akhir ini, aksi premanisme dan kejahatan jalanan atau yang biasa dibilang begal di Kota Medan dan sekitarnya, semakin meningkat saja.
Chairum Lubis |
Seperti yang terjadi di Kecamatan Medan Labuhan. Dimana yang menjadi korbannya adalah seorang mekanik sepeda motor.
Hanya karena korban yang menggunakan knalpot blong di sepeda motornya berselisih dengan sejumlah anggota genk motor "Negara Bebas".
Maka dengan seenak udelnya para anggota gemot (Geng Motor) ini tega menghabisi nyawa mekanik sepeda motor ini tanpa ampun dengan menggunakan berbagai jenis senjata tajam (Sajam).
Mirisnya lagi, aksi kejahatan jalanan atau istilah kerennya adalah begal yang dilakukan para pelaku yang masih baru gede ini dilakukan di depan anak dan istri korban.
Melihat kondisi seperti ini, sejumlah saran, ide dan masukan untuk pihak kepolisian dalam memberantas aksi premanisme, begal dan kejahatan jalanan pun berdatangan dari sejumlah pihak.
Salah satu saran, ide dan masukan tersebut datang dari Ketua Pewarta Polrestabes Medan, Chairum Lubis.
Pria berjiwa sosial tinggi ini menyarankan, sebaiknya pimpinan Pokri mengaktifkan kembali program dalam memberangus premanisme, kejahatan jalanan ataupun begal yang akhir-akhir ini meningkat tajam.
Sebab, program ini dinilai cukup mampu memberantas aksi premanisme, kejahatan jalanan ataupun begal. Seperti saat Kapolrestabes Medan (Dulu Kapolresta) yang dijabat Kombes Pol Mardiaz Khusin Dwihananto SIK MHum, pernah membuat gebrakan dengan nama Tim Pemburu Preman (TPP) dan mengaktifkan nomor call center polisi.
Tak lupa pula, dalam gebrakan tersebut, Kombes Pol Mardiaz atau yang biasa disapa Bang Diaz, menggandeng semua stakeholder yang ada, para ulama, dan para tokoh masyarakat.
Hasilnya pun bisa dibilang luar biasa. Dalam gebrakan TPP itu, sejumlah pelaku premanisme, kejahatan jalanan dan begal dapat ditangkap dan diberantas.
Kemudian, setelah Kombes Mardiaz dipromosikan ke Mabes Polri di Jakarta, program memberangus para premanisme, kejahatan jalanan dan begal dilanjutkan oleh Kombes Pol Sandy Nugroho.
Motto atau gebrakan Pak Sandy kala itu adalah "Medan Rumah Kita" yang artinya mari jaga kondusifitas Kota Medan dari aksi premanisme, kejahatan jalanan ataupun begal. Call center polisi juga kembali diaktifkan.
Hasilnya pun terbilang bagus. Aksi premanisme, kejahatan jalanan ataupun begal, juga dapat diberantas dengan menggandeng seluruh stakeholder, tokoh ulama, dan tokoh masyarakat.
Selanjutnya, kepemimpinan Kombes Pol Sandy Nugroho pun digantikan oleh Kombes Pol Dadang Hartanto. Dalam kepemimpinan Pak Dadang, selain tetap mengaktifkan TPP, beliau juga membuat program lainnya seperti Jumat Barokah dan Subuh Berjamaah.
Ini dilakukan guna pendekatan persuasif kepada masyarakat, tokoh agama dan seluruh stakeholder yang ada, guna memberantas aksi premanisme, kejahatan jalanan dan begal. Tak lupa pula call center polisi tetap diaktifkan.
Hasilnya pun sangat memuaskan. Masyarakat yang mencoba melakukan aksinya urung dilakukan. Sebab, dari pendekatan humanis tersebut, masyarakat segera melaporkannya bila ada hal-hal yang mencurigakan di sekitarnya dengan melaporkannya ke call center polisi atau secara langsung ke nomor pribadi Pak Dadang.
Demikian seterusnya, program-program tersebut dilanjutkan oleh kepemimpinan Kapolrestabes Medan, yakni Kombes Pol Jhonny Edizon Isir dan Kombes Pol Riko Sunarko.
Namun kini, aksi premanisme, kejahatan jalanan dan begal kembali meningkat seiring berjalannya waktu. Oleh karena itu, Ketua Pewarta Polrestabes Medan, Chairum Lubis menyarankan polisi sebaiknya kembali menghidupkan program-program yang pernah dirasa berhasil memberangus aksi premanisme, kejahatan jalanan, dan begal. Semoga.(Dedi)
Kategori : News
Editor : ZHR
Posting Komentar