JAKARTA, suarapembaharuan.com – Ribuan karyawan gabungan dari lima pabrik alat kesehatan (alkes) dalam negeri, khususnya alat swab antigen, yakni PT. Taishan Alkes Indonesia, PT. Sri Tita Medika, PT. Tjahaya Inti Gemilang, PT Intertekno Grafika Sejati dan PT Penjalindo Nusantara, melakukan aksi damai di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, pada Senin (13/12/2021).
Ist |
Mereka mendesak dan meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk memperhatikan kesejahteraan mereka yang kian menurun akibat efisiensi yang dilakukan oleh pihak perusahaan.
Kelima perusahaan tersebut melakukan efisiensi, menyusul banyaknya tumpukan stok alat swab antigen hingga 30 juta barang di pabrik mereka akibat kurangnya resepaan produksi lokal di dalam negeri. Oleh karenanya, demonstran meminta pemerintah untuk menutup keran alat swab antigen impor serta lebih mengutamakan produksi dalam negeri.
"Negara (Indonesia) sedang kesulitan keuangan dan rakyatnya seperti kami ini juga lagi susah cari makan. Sementara Kemenkes (Kementrian Kesehatan) memperkaya mafia-mafia Alkes. Contoh saja seperti yang saya tahu di e-catalog, ada antigen yang harganya Rp30.000, tapi kenapa Kemenkes beli yang harga Rp86.000? Selisih hampir tiga kali lipat ini jelas merugikan negara. Kami minta Kementrian Keuangan sebagai pengawas anggaran, tolong selamatkan uang negara. Rakyat kesulitan makan, mafia alkes pesta pora," kata Erik, perwakilan demonstran kepada media.
Lebih lanjut Erik mengatakan bahwa jalan lain untuk memberantas mafia alkes adalah dengan melakukan pembelian antigen dalam negeri. Dengan demikian pabrik tempat mereka bekerja bisa kembali beroperasi seperti sedia kala dan memperkerjaan kembali ribuan karyawan yang telah dirumahkan dalam beberapa bulan terakhir.
"Pak Jokowi dan KPK, segera selamatkan uang negara. Kami para karyawan di PHK, sementara Kemenkes pesta pora habisin anggaran dengan harga hampir 3 kali lipat demi mafia alkes. Kami buruh dan sekarang kami nganggur. Akibatnya keluarga kami kelaparan. Dimana keadilan sebagai rakyat Indonesia?” tanya Erik.
Sebelumnya pemerintah berkomitmen mendorong peningkatan produksi industri alat kesehatan (Alkes) dan obat-obatan nasional. Pemerintah percaya bahwa produsen dalam negeri mempunyai kapasitas untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik yang kian meningkat di tengah pandemi Covid-19.
"Indonesia telah berubah sekarang, dan kita harus menjadi bagian dari perubahan itu. Jangan kita menghambat perubahan itu. Kita menghadapi masalah di sana-sini, tapi kita sekarang bergerak maju, melakukan perubahan. Kita melakukan terobosan untuk membuat Indonesia menjadi lebih baik," ucap Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut, Binsar Panjaitan dalam konferensi pers Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri di Bidang Alat Kesehatan, beberapa waktu silam.
Menko Marves Luhut melanjutkan, untuk mendukung pengembangan industri alkes dan obat-obatan dalam negeri, pemerintah akan menerapkan tujuh langkah strategis peningkatan ketersediaan pasar untuk produk lokal.
Kategori : News
Editor : AHS
Posting Komentar