BANDUNG, suarapembaharuan.com - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan dengan memperkuat digitalisasi desa pertumbuhan ekonomi dapat merata di seluruh pelosok daerah.
Ridwan Kamil (Ist) |
“Digital itu adalah alat untuk mengurangi kesenjangan. Dengan digital, kegiatan bisa tetap produktif dengan mendekatkan yang jauh,” ujar Ridwan Kamil, baru - baru ini.
Dengan ilmu digital, kesenjangan di antara masyarakat perdesaan dan perkotaan bisa diminimalisasi. Apalagi hal tersebut diperkuat lewat kolaborasi dengan semua stakeholders untuk mewujudkan perkembangan digitalisasi daerah.
“Gap bisa dikurangi dengan skill digital, kolaborasi dengan seluruh pihak bisa mewujudkan perkembangan digitalisasi daerah,” katanya.
Berkat digitalisasi desa tersebut, Pemda Provinsi Jabar meraih realisasi investasi tertinggi di Indonesia yakni mencapai Rp107 triliun pada periode Januari - September 2021.
“Di dalam investasi itu, kunci dari Jabar tidak melakukan ekonomi jaga warung. Nah di dalam investasi itu terkandung potensi investasi digital,” imbuh gubernur.
Baru saja Jabar meraih penghargaan Layanan Investasi 2021 Terbaik Kedua di Indonesia. Penghargaan tersebut diserahkan langsung Menteri Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia kepada Gubernur Jabar Ridwan Kamil dalam Rakornas dan Anugerah Layanan Investasi di Hotel Ritz-Carlton, Jakarta, baru - baru ini.
Prestasi tersebut dapat diraih tak terlepas dari infrastruktur di Jabar yang paling baik, pelayanannya pun dipermudah. Salah satu yang konkret dalam ekonomi digital yaitu data center. Nantinya, perusahaan teknologi asal Amerika Serikat (AS) Amazon bakal membangun infrastruktur pusat data (data center) di Jabar.
“Infrastruktur dianggap baik, pelayanan yang bikin mudah. Sekarang kita sedang fokus agar inklusif ekonomi digital. Makanya kita lakukan namanya desa digital untuk mendorong itu semua,” ungkapnya.
Saat ini, Pemda Provinsi Jabar menjalin kerja sama dengan marketplace PT Shopee Indonesia untuk mendukung inklusivitas digital. Kolaborasi konkret tersebut menghadirkan satu buah unit laptop yang diberikan kepada 5.300 desa untuk mengakselerasi layanan digital.
“Itulah kenapa saya sedang mempersiapkan inklusivitas ekonomi digital. Kalau di kota smart city, di desa digital village. Inovation center di kota, di desa itu lebih bagaimana dia mengejar ketertinggalan melalui revolusi digital,” pungkasnya.
Kategori : News
Editor : AHS
Posting Komentar