JAKARTA, suarapembaharuan.com - Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) melakukan pengawasan harga bahan-bahan pokok jelang Lebaran di Indonesia guna mencegah potensi pelanggaran Undang-undang No. 5 Tahun 1999. KPPU mencatat, berdasarkan data pemerintah, inflasi di pasar mencapai 0,58 persen selama periode pengawasan Januari hingga April 2021.
Istimewa |
Menurut KPPU, komponen kontributor inflasi
paling besar berasal dari bahan makanan dan minuman, yakni sebesar 0,05 persen.
Secara khusus, data Badan Pusat Statistik (BPS) menyimpulkan pertumbuhan
ekonomi di kuartal satu minus 0,74 persen (YoY) atau minus 0,96 persen dengan
konsumsi rumah tangga selama kuartal satu tersebut masih minus 2,23 persen.
Ilustrasi |
"Dalam pengawasan lapangan, KPPU
menemukan bahwa terjadinya gejolak harga bahan pokok jelang lebaran cenderung
dipengaruhi oleh distribusi yang mulai dilakukan pengetatan oleh
Pemerintah," kata Taufik Ariyanto.
Terlebih Pemerintah resmi melakukan penyekatan
keluar masuk orang di sejumlah wilayah, dimulai pada tanggal 6-17 Mei 2021.
"Secara rata-rata fluktuasi masih terjadi
di komoditas daging sapi, ayam, dan cabai. Gejolak harga ini juga dipengaruhi
oleh masa panen di beberapa bahan pokok dan meningkatnya permintaan konsumen
selama satu bulan terakhir terhadap bahan pokok jelang Lebaran," ucapnya.
Dikatakannya, meningkatnya harga pangan juga
disebabkan dari harga dasar sebelum importasi beberapa barang melonjak, serta
panjangnya rantai pasok sampai ke konsumen akhir.
"Ke depan, KPPU akan tetap melakukan
pengawasan atas perkembangan harga komoditas bahan pokok tersebut, terutama
menjelang Hari Raya Idul Adha yang terjadi tidak lama setelah Hari Raya Idul
Fitri," kata Taufik.
KPPU juga tetap mengharapkan dukungan setiap
pihak untuk turut mengawasi berbagai kenaikan harga yang tidak wajar dan
melaporkan ke KPPU, sehingga potensi pelanggaran persaingan usaha di berbagai
komoditas bahan pokok dapat ditekan.
Secara garis besar berikut hasil pengawasan
yang dilakukan KPPU :
Wilayah Kerja |
Komoditas yang Bergejolak |
Catatan |
Wilayah I (Sumatera Utara, Sumatera
Barat, Aceh, Riau, dan Kep. Riau) |
Daging sapi, ayam, cabai |
- Daging sapi rata-rata mengalami
kenaikan sebesar 12% di awal April, setelah itu stabil - Harga cabai mengalami kenaikan di
awal hingga pertengahan April, namun selanjutnya mengalami penurunan - Harga ayam mengalami fluktuasi
dimana terdapat kenaikan di awal April, namun di awal Mei mengalami penurunan |
Wilayah II (Sumatera Selatan, Jambi,
Lampung, Bengkulu dan Bangka Belitung) |
Daging sapi, ayam, minyak goreng |
- Daging sapi mengalami rata-rata
kenaikan mencapai 7% di awal April, selanjutnya stabil di awal Mei - Cabai mengalami penurunan di awal
April kemudian stabil di akhir April– awal Mei - Ayam mengalami fluktuasi di mana
terdapat kenaikan di awal April, namun selanjutnya stabil di kisaran Rp30.000
- Harga minyak goreng mengalami kenaikan sebanyak 1% di awal April hingga
awal Mei |
Wilayah III (Jawa Barat, Banten dan
DKI Jakarta) |
Daging sapi, ayam, telur ayam,
minyak goreng |
- Daging sapi mengalami kenaikan
pada awal bulan April hingga awal Mei, rata-rata kenaikan mencapai 10% - Ayam mengalami kenaikan pada awal
bulan April namun pada awal Mei berangsur turun - Telur ayam mengalami kenaikan pada
awal bulan April namun pada awal Mei berangsur turun - Minyak goreng mengalami kenaikan
pada awal bulan April hingga awal bulan Mei rata-rata sebesar 3% |
Wilayah IV (Jawa Timur, Jawa Tengah,
DI Yogyakarta, Bali, NTT, dan NTB) |
Daging sapi, ayam, cabai |
- Daging sapi mengalami kenaikan
kecuali di provinsi Bali dan NTT - Ayam mengalami kenaikan di awal
bulan April - Cabai mengalami kenaikan terutama
di Provinsi Jawa Tengah dan DI Yogyakarta |
Wilayah V (Kalimantan Barat,
Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, dan Kalimantan
Utara) |
Ayam, telur ayam, cabai |
- Ayam mengalami kenaikan dari awal
April hingga awal Mei - Telur ayam mengalami kenaikan dari
awal April hingga awal Mei - Cabai mengalami penurunan dari
awal April hingga awal Mei |
Wilayah VI (Gorontalo, Sulawesi
Tenggara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Barat, Maluku, Maluku
Utara, Papua, dan Papua Barat) |
Relatif stabil |
Beberapa komoditas mengalami
penurunan seperti Ayam, telur ayam, bawang, dan cabai |
Posting Komentar