JAKARTA, suarapembaharuan.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ternate, Maluku Utara (Malut) masih melakukan pendataan atas kerusakan bangunan akibat gempa dengan magnitudo 5,3 yang terjadi, Sabtu (20/3/2021) pukul 22.02 WIB.
Ilustrasi |
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Dr Raditya Jati mengatakan, pusat gempa berada 55 km barat laut Ternate dengan kedalaman 11 km. Gempa itu dirasakan kuat oleh masyarakat di Ternate.
"Warga merasakan guncangan selama 3 detik. Guncangan akibat gempa ini membuat masyarakat panik. Warga keluar rumah. BPBD setempat masih belum menerima kerusakan akibat gempa tersebut," ujar Raditya Jati, dikutip dari laman BNPB, Minggu (21/3/2021).
Berdasarkan laporan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), kata Raditya, guncangan gempa yang diukur dengan MMI atau Modified Mercalli Intensity menunjukkan Ternate, Halmahera Barat dan Tidore pada III MMI.
Parameter III MMI mengambarkan getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu. Berdasarkan analisis InaRISK, Kota Ternate termasuk salah satu wilayah administrasi di Provinsi Maluku Utara dengan potensi bahaya gempa bumi dengan kategori sedang hingga tinggi.
Terdapat 7 kecamatan di Kota Ternate dengan luas 11.176 hektar pada potensi tersebut. Pascagempa, BNPB terus memonitor dan melakukan koordinasi dengan BPBD Kota Ternate dan provinsi terkait perkembangan terkini.
Posting Komentar